Air Hasil Reverse Osmosis

Reverse Osmosis (RO) adalah salah satu dari sekian banyak teknologi yang diterapkan pada mesin pengolah air untuk mendapatkan air minum yang siap saji dan laik minum.

Apa sebenarnya RO itu dan apa kelebihan teknologi RO dibanding teknologi lainnya ?

Teknologi RO mengadopsi kebalikan dari sifat alamiah “osmosis” yaitu dengan melewatkan air dari yang kepekatannya tinggi menuju ke daerah yang kepekatannya rendah melalui suatu membran tertentu sebagai filter.

Membran tersebut mempunyai ukuran yang sangat kecil 1/10.000 mikron, sehingga untuk melewatkan air tersebut dibutuhkan tekanan yang sangat tinggi.

Membran RO memungkinkan menyaring seluruh partikel kontaminan yang berukuran lebih besar dari 1/10.000 mikron. Tak ayal lagi berbagai kontaminan baik itu yang bersifat polutan maupun mineral asalkan lebih besar dari ukuran tersebut diatas disaringnya, sehingga dihasilkan air murni yang kaya akan oksigen.

Air hasil RO sangat baik sekali diterapkan dalam metoda terapi untuk berbagai penyakit karena sebagian besar dari tubuh kita terdiri dari unsur air, baca “Air Faktor Terpenting Bagi Tubuh“.

Air hasil RO dapat diukur menggunakan alat TDS (Total Dissolved Solid) meter dengan satuan ppm (part per millions) dan dapat pula dilakukan pengetesan elekrolisa air menggunakan electric precipitator.

Dalam pengetesan elektrolisa air sediakan beberapa gelas yang berisi air putih bening yang berasal dari beberapa sumber, misal air masak dari daerah A, daerah B, daerah C, dimana salah satunya terdapat air dari RO.

Dimana secara kasat mata kita tidak dapat mengetahui air manakah yang layak minum, tidak tercemar dan baik untuk kesehatan kita. Celupkan alat “electric precipitator” kedalam gelas, dalam beberapa menit akan terlihat hasil elektrolisa, berupa air keruh seperti halnya air “comberan” dan juga terasa panas karena banyak terdapat kandungan logam berat didalamnya.

Bahan logam yang terlarut didalamnya pun dapat dianalisa dengan melihat warna.

Seperti dikatakan diatas bahwa RO akan menghasilkan air murni berkualitas baik yang banyak mengandung oksigen sehingga hasil dari elektrolisa pun menunjukkan air tetap dalam kadaan bening.

Air yang baik untuk kesehatan kita adalah air yang bebas dari bahan pencemar, dengan kata lain adalah air murni, sehingga fungsi air tersebut benar-benar 100% memenuhi kebutuhan tubuh kita.

Air Faktor Terpenting Bagi Tubuh

Sekitar +75% tubuh manusia terdiri dari air. Beberapa organ tubuh kita yang penting pun ternyata terdiri dari komponen air. Sebut saja otak, memiliki kadar air diatas +90%, darah +90%, jantung +75%, paru-paru +86%, hati +86%, ginjal +83% dan otot sekitar +75%.

Maka tidak salah jika para ahli kesehatan menganjurkan kita untuk sedikitnya mengkonsumsi air putih sebanyak 8-10 gelas perhari atau setara dengan 2 liter untuk tiap harinya. Air tersebut digunakan untuk menjaga kestabilan metabolisme tubuh agar berjalan baik diantaranya untuk mengganti cairan tubuh yang hilang atau keluar baik itu melalui keringat, air seni, sekresi dll.

Berikut adalah fungsi air bagi tubuh :

– Membantu proses pencernaan
– Menjaga kestabilan suhu tubuh dan keseimbangan tubuh
– Membantu proses penyerapan zat makanan didalam tubuh
– Membuang racun, kotoran serta zat-zat yang tidak berguna
– Membantu peredaran darah
– Merawat kesegaran kulit
– dll

Permasalahannya adalah kualitas air seperti apa yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut diatas.
Tentunya yang paling utama adalah kualitas air yang mempunyai kandungan oksigen yang banyak, kandungan mineral (yang berguna bagi tubuh) yang banyak dan meniadakan kontaminan (polutan) yang membahayakan bagi tubuh.

Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini tentunya kualitas air seperti yang digambarkan diatas sangatlah langka apalagi dikota-kota besar dimana banyak terjadi pencemaran berupa limbah pabrik, asap kendaraan dan banyak lagi.

Berikut adalah penyakit apabila kita meminum air yang tercemar ; Ginjal, Kulit, Hati, Prostat, Sakit Kepala, Infeksi Lambung, Darah Tinggi, Kanker dll.

Ada dua hal yang patut kita perhatikan, yaitu :
1. Bagaimana cara mendapatkan air itu sendiri, dan
2. Bagaimana cara mengolah air tersebut untuk siap diminum

Minum Air Tawar, Jaga Kesehatan Ginjal

PROBLEMATIKA kesehatan seputar ginjal semakin mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Demikian pula pada Hari Ginjal Sedunia, 8 Maret 2007 lalu, “ Sehatkah ginjal anda?” menjadi pertannyaan utama. Hari Ginjal Sedunia (HGS) yang baru diperingati sejak 2006 itu sendiri sudah dilaksanakandi lebih dari 50 negara termasuk Indonesia, sehingga upaya dunia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global tentang pentingnya fungsi ginjal dan perlunya menjaga kesehatan ginjal.

Ginjal memang  merupakan salah satu organ tubuh yang sangat vital. Bisa dibayangkan, betapa keras kerja ginjal kita setiap harinya. Dengan sirkulasi darah, ginjal yang berukuran sebesar dua kepalan tangan orang dewasa dapat menyaring rata-rata 200 liter atau sama dengan 20 ember darah perhari. Ginjal menyaring racun dan kelebihan air dalam darah, serta mengendalikan tekanan darah, memroduksi sel darah merah dan menentukan kesehatan tulang.

Tetapi memang kebanyakan kita kurang pandai menjaga kesehatan ginjal. Karena , menurut data sebagaimana dipublikasikan Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Departem,en Kesehatan. 1 diantara 10 orang dewasa diperkirakan mengalami kerusakan ginjal dengan tingkat kerusakan berbeda-beda.

Pada gangguan atau kerusakan ginjal tingkat ringan, gangguan ginjal sering tidak dirasakan, sehingga kemudian akhirnya kerusakan berlarut-larut sampai pada keadaan yang disebut Penyakit Ginjal Kronis (PGK).

Kalau sudah sampai pada tingkat ini, maka seseorang biasanya m engalami tekanan darah tinggi, terkena diabetes, serangan jantung, dan stroke. Gangguan kemudian memburuk dan sampai pada tahap tidak berfungsinya ginjal. Pada tahap ini, maka jalan yang dapat diambil hanyalah transflantasi atau dialisis(cuci darah), yang membituhkan biaya sangat besar.

Padahal, gangguan atau penyakit ginjal dapat dideteksi dengan mudah pada tahap dini. Tes sederhana secara berkala seperti pemeriksaan air seni, darah dan tekanan darah. Begitu gangguan terdeteksi, telah tersedia cara untuk menghambat bahkan menghentikan perkembangan PGK.

Penyakit ginjal sudah dapat diobati. Bagi masyarakat miskin, dialisis atau cuci darah dan transplantasi bahkan dapat dijalani tanpa harus membayar dengan adanya program Askeskin ( Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin ). Transplantasi sudah di lakukan di Indonesia sejak tahun 1977 dan teknologinya sudah berkembang cukup baik. Kesulitan utamanya adalah menemukan orang yang mau meberikan ginjalnya untuk proses transplantasi.

Banyak cara dilakukan untuk menjaga kesehatan kesehatan ginjal. Antara lain dengan mengonsumsi makanan ynag sehat, minum air tawar secara mencukupi, dan jangan menunda pergi kekamar mandi untuk buang air kecil. Seseoarang yang terlalu sering menunda buang air kecil, dapat menyebabkan pengendapan pada ginjal yang disebit dengan batu ginjal.

(Sumber: Kedaulatan Rakyat, terbitan minggu 25 Maret 2007)

Air Bersih di Jakarta Sudah Sangat Menipis

Jakarta Kekurangan Air Bersih

CERITA mengenai Jakarta kekurangan air bersih mungkin tidak akan ada habisnya, sejak Jakarta menjadi kota sampai sekarang sudah berubah status menjadi provinsi. Dilihat dari kondisi topografisnya, Jakarta tidak mungkin kekurangan air. Ibu Kota negara ini dialiri 13 sungai, terletak di dataran rendah dan berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Bahkan, jika musim hujan tiba, Jakarta selalu kebanjiran.

Air Bersih di Jakarta Sudah Sangat Menipis

Jakarta Kekurangan Air Bersih

CERITA mengenai Jakarta kekurangan air bersih mungkin tidak akan ada habisnya, sejak Jakarta menjadi kota sampai sekarang sudah berubah status menjadi provinsi. Dilihat dari kondisi topografisnya, Jakarta tidak mungkin kekurangan air. Ibu Kota negara ini dialiri 13 sungai, terletak di dataran rendah dan berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Bahkan, jika musim hujan tiba, Jakarta selalu kebanjiran.

DULU, Jakarta kekurangan air bersih karena belum tersedia fasilitas instalasi pengolahan air bersih. Masyarakat masih memanfaatkan air tanah dan sungai yang saat itu kondisinya masih jernih. Masalah juga tidak kompleks karena jumlah penduduknya belum mencapai jutaan jiwa. Sekarang, ketika penduduknya hampir mencapai 9 juta jiwa, isu kesulitan air bersih semakin memanas.

Neraca Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta tahun 2003 menunjukkan, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) diperkirakan baru mampu menyuplai sekitar 52,13 persen kebutuhan air bersih untuk warga Jakarta. Sisanya masih menggunakan air tanah dangkal dan dalam. Padahal, sampai tahun 2005 pemerintah daerah sudah membangun enam instalasi pengolah air minum di lima wilayah Jakarta. Namun, penduduk tetap saja mengeluh kekurangan air minum.

Memang pernyataan itu benar. Sampai sekarang total kapasitas produksi yang dihasilkan oleh enam instalasi pengolahan air (IPA) tersebut dalam satu hari adalah 1,3 juta meter kubik. Sampai tahun 2004 jumlah penduduk Jakarta sekitar 9 juta jiwa. Paling tidak, dengan tingkat konsumsi maksimal 175 liter per orang, dibutuhkan 1,5 juta meter kubik air dalam satu hari.

Tercatat dalam sejarah, sekitar tahun 1950 Sjamsuridjal, Wali Kota Jakarta, menyatakan bahwa air minum merupakan satu dari tiga masalah penting yang dihadapi Jakarta. Solusinya, pemerintah membangun instalasi penjernihan air di Karet untuk menambah kapasitas produksi air sebanyak 5.000 liter per detik dan meningkatkan debit air dari sumber air Ciomas, Bogor. Bagi penduduk yang belum terjangkau fasilitas air bersih disediakan 230 hidran umum.

Tujuh tahun kemudian, Sudiro, yang saat itu memimpin Jakarta, membangun instalasi pengolahan air di Pejompongan yang berkapasitas 2.000 liter per detik. Proyek tersebut merupakan instalasi penyedia air yang pertama di Jakarta. Akan tetapi, tetap saja kapasitas produksi yang dihasilkan kurang karena setidaknya harus melayani sekitar 2,5 juta jiwa penduduk.

Baru pada tahun 1970, ketika penduduk Jakarta mencapai 4,4 juta jiwa, IPA di Pejompongan diperluas dan kapasitasnya ditingkatkan. IPA Pejompongan II dibangun dengan kapasitas terpasang 3.600 liter per detik. Namun, tetap saja hal itu tidak bisa memenuhi kebutuhan air minum warga Jakarta yang membutuhkan 776.000 meter kubik per hari. Warga yang belum bisa menikmati fasilitas air bersih dari PAM harus mendapatkan dari air tanah, penampungan air hujan, dan membeli air dari penjual air keliling. Mereka yang bisa menikmati kejernihan air hanya masyarakat menengah ke atas karena harga air minum mahal.

Masalah tidak berhenti pada peningkatan produksi air minum saja. Jaringan pipa distribusi air minum sudah berumur 50 tahun perlu diganti. Banyak pipa yang bocor dan berkarat yang mengakibatkan tekanan air berkurang. Kemudian, pemerintah memperbaiki dan menambah pipa-pipa distribusi sepanjang 225 kilometer.

Dua IPA di Pejompongan ternyata belum juga bisa menjawab kekurangan air bersih di Jakarta karena baru 15 persen penduduk yang bisa mendapatkan air bersih. Untuk menjawab masalah tersebut, tujuh tahun kemudian Gubernur Ali Sadikin membangun IPA Cilandak di Jakarta Selatan. Instalasi pengolahan air minum yang dibangun itu untuk menyediakan air minum bagi penduduk Jakarta Selatan.

Namun, tetap saja tiga instalasi air tersebut tidak bisa memenuhi kebutuhan 5,5 juta jiwa penduduk. Kapasitas produksi air IPA Cilandak hanya 400 liter per detik dan hanya mampu menambah 34.000 meter kubik air per hari.

Jumlah penduduk Jakarta terus bertambah. Pada sekitar tahun 1980 jumlahnya menjadi 6,4 juta jiwa, meningkat dua juta jiwa dari 10 tahun sebelumnya. Total kapasitas produksi yang dihasilkan 6.000 liter per detik atau 1,3 juta meter kubik per hari. Sedangkan kebutuhan domestik warga Jakarta adalah 1,1 juta meter kubik per hari.

Di atas kertas, empat instalasi air yang dibangun sudah bisa memenuhi kebutuhan air warga Jakarta. Sayang, keempat IPA tersebut baru bisa mencukupi kebutuhan penduduk Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan. Penduduk di Jakarta Timur belum bisa menikmati air bersih dari IPA yang dikelola PAM Jaya. Sekitar tahun 1982 IPA Pulo Gadung selesai dibangun. IPA yang berkapasitas 4.000 liter per detik tersebut untuk melayani penduduk Jakarta Timur dan sebagian Jakarta Barat.

Pada tahun yang sama, Gubernur R Soeprapto membangun IPA Taman Kota di Jakarta Barat. IPA yang berlokasi di Cengkareng tersebut berkapasitas 200 liter per detik. Air bersih yang dihasilkan diolah dari Kali Pesanggrahan dan didistribusikan untuk penduduk Jakarta Barat. Selain itu, dibangun pula IPA Buaran di Kali Malang, Jakarta Timur. Instalasi air bersih tersebut berkapasitas 5.000 liter per detik dan digunakan untuk melayani kebutuhan sebagian warga Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.

Setelah tahun 1982 pemerintah tidak membangun lagi sarana pengolahan air. Padahal, jumlah penduduk cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan kapasitas produksi air PAM dari IPA tidak pernah bertambah. Selain itu, air tidak hanya dibutuhkan untuk kepentingan rumah tangga. Fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, perkantoran, pertokoan, dan industri juga membutuhkan air bersih. Dari sumber mana lagi air bersih didapatkan?

Air tanah yang tercemar

Selain dari IPA yang dikelola PAM, pilihan penduduk adalah menggunakan air tanah yang bisa didapat dengan membuat sumur artesis. Celakanya, menurut penelitian Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Jakarta, 94 persen air tanah telah tercemar bakteri e-coli, logam besi dan mangan.

Pemompaan air tanah secara besar-besaran dan tidak terkendali juga mengakibatkan tanah ambles sekitar dua sampai tiga sentimeter per tahun. Jakarta Utara dan Barat merupakan wilayah yang rawan pencemaran dan mengalami penurunan tanah. Tidak hanya itu, intrusi air laut diperkirakan sudah sampai di Monas. Atau setidaknya sudah mencapai sepertiga wilayah Jakarta.

Sebenarnya pemerintah sudah berusaha mengatasi masalah ini dengan memperbaiki dan menambah jaringan air bersih. Tahun 2003 PT Thames Jaya, pengelola air bersih di sebelah timur Sungai Ciliwung, mengembangkan pipa saluran air bersih sepanjang 9,1 kilometer di Marunda. Setahun berikutnya, PT Palyja, pengelola air bersih di sebelah barat Sungai Ciliwung, memperluas jaringan sepanjang 829 kilometer dan merehabilitasi jaringan sepanjang 690 kilometer.

Sayang, usaha tersebut tidak efektif. Buktinya sampai sekarang masyarakat masih mengeluh kekurangan air bersih. Pencurian air juga banyak terjadi.

Masa depan air bersih di Jakarta akan semakin suram jika tidak dibangun instalasi pengolahan air minum lagi. Sepuluh tahun mendatang ketika jumlah penduduk diprediksikan menjadi 12 juta jiwa, dibutuhkan air bersih 2,1 meter kubik per hari.

Sampai saat ini PAM masih terseok-seok memenuhi kebutuhan air warga Jakarta. Air tanah sebagai alternatif kondisinya cukup buruk. Begitulah nasib warga Jakarta di ulang tahun ke-478 kotanya.

Sumber : www2.kompas.com

Tubuh Harus Dipasok Air Sehat

Air adalah zat yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Dengan terpenuhinya kebutuhan ini, maka seluruh proses metabolisme dalam tubuh manusia bisa berlangsung dengan lancar.

Sebaliknya, jika kekurangan air, maka proses metabolisme terganggu. Akibatnya bisa terjadi dehidrasi, yang pada tahapan lebih lanjut bisa menimbulkan kematian.
Menurut ahli gizi dan makanan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Nuri Andarwulan PhD, komposisi tubuh manusia sebagian besar adalah air (cairan), yaitu sekitar 60 hingga 70 persen. Karena itu, air memegang peranan yang sangat penting dan tidak tergantikan.

Ia melanjutkan, air adalah esensial dan tidak bisa disintesakan. Ini berbeda dengan senyawa lain, seperti karbohidrat, lemak, dan protein. ”Lemak bisa disintesakan dari karbohidrat. Protein dan karbohidrat juga sama. Tapi, air tidak bisa disintesakan. Ia harus diperoleh dari luar tubuh,” ungkapnya.

Begitu pentingnya kebutuhan air, kata Nuri, tubuh harus memperoleh dosis yang cukup setiap hari. Jumlah ideal yang harus dikonsumsi adalah dua liter per hari yang merupakan jumlah total cairan yang masuk ke dalam tubuh.
”Orang sering salah mempersepsikan hal ini. Yang disebut dua liter kadang disamakan dengan delapan gelas air minum. Padahal itu adalah total cairan yang harus masuk ke dalam tubuh. Dan itu tidak harus dari air minum. Makan buah semangka juga bisa mencukupi kebutuhan karena mengandung banyak air,” kata Nuri.

Dehidrasi

Jika kekurangan cairan, tutur Nuri, tubuh akan terkena dehidrasi. Tingkatnya bisa ringan sampai berat. Dehidrasi yang berat bisa menimbulkan kematian.

Sel tubuh manusia, lanjutnya, berisi air. Kalau kekurangan air, maka sel akan kehilangan komponen intinya. ”Ini akan menganggu metabolisme. Dan ini berbahaya karena bisa menimbulkan kematian,” jelasnya.

Dehidrasi, masih kata Nuri, bisa terjadi karena penyakit diare. Penyakit ini disebabkan oleh mikroba dalam makanan yang masuk ke dalam tubuh. Artinya, dalam tubuh terdapat racun. Kondisi ini menyebabkan air diserap dalam jumlah yang banyak ke dalam usus lalu dikeluarkan. Sehingga pada penderita diare, banyak cairan tubuh yang terbuang atau dikeluarkan.

Karena itu, penderita diare harus diberi minum dalam jumlah yang banyak untuk mengganti cairan tubuhnya yang hilang. ”Bahkan kalau perlu air minumnya diberi tambahan mineral. Yang banyak dikenal adalah oralit,” ungkap Nuri.

Dehidrasi juga bisa terjadi pada mereka yang melakukan olahraga berat sehingga banyak mengeluarkan keringat yang merupakan hasil metabolisme dalam tubuh untuk menghasilkan energi. Jika banyak mengeluarkan keringat, berarti banyak cairan tubuh yang keluar. Karenanya, orang yang berolahraga berat juga harus memperbanyak minum.

Selain kedua hal tersebut, dehidrasi juga bisa terjadi pada orang yang berada di daerah yang sangat kering, misalnya kawasan Timur Tengah. Karena itu, masyarakat di sana biasanya mengenakan tutup kepala ketika keluar dari rumah. Ini untuk mencegah penguapan cairan dari dalam tubuhnya.

”Orang yang bekerja di ruangan ber-AC juga harus banyak minum. Sebab AC menyedot cairan yang ada di sekitarnya. Karena itu, orang yang sering bekerja di ruangan AC biasanya kulitnya kering. Apalagi jika minumnya sedikit,” paparnya.

Air sehat

Lebih lanjut Nuri menjelaskan, air yang harus diminum adalah air yang sehat. Ini bisa dilihat dari aspek fisik, kimia, dan mikrobiologi. Secara fisik, air yang sehat adalah yang jernih, tidak berbau, dan tidak berasa. ”Lebih detail lagi, air bisa diminum dengan berbagai syarat secara kimia dan mikrobiologi. Secara kimia, air sehat adalah yang kadar pH-nya netral dan kandungan mineral-mineral tertentu ada batasannya,” sebut Nuri.

Sedangkan secara mikrobiologi, air yang sehat adalah yang tidak mengandung mikroba penyebab penyakit (patogen). Misalnya, bakteri E coli yang bisa menyebabkan diare dan salmonela yang bisa mengakibatkan tipus.
Kedua bakteri ini biasanya terdapat dalam kotoran atau tinja manusia. Dalam kondisi normal, air tidak mengandung dua bakteri tersebut. Jika ternyata mengandung itu, maka berarti telah tercemar oleh tinja manusia. ”Kalau sumber airnya benar, tidak akan tercemar oleh bakteri E coli dan salmonela,” ujarnya.

Pengolahan air

Untuk mendapatkan air sehat perlu dilakukan serangkaian proses pengolahan (water treatment). Perusahaan Air Minum (PAM/PDAM) memiliki mekanisme sendiri untuk pengolahan air sehingga siap dimasak. Yaitu lewat proses sedimentasi dan filtrasi.

Di negara maju seperti Jepang, Singapura, Amerika dan Eropa, air yang keluar dari kran bisa langsung diminum karena sudah steril. ”Sedangkan di kita belum seperti itu. Prosesnya belum sampai pada tahapan siap minum namun baru siap masak,” kata Nuri.

Sementara proses pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) lebih panjang lagi. Sterilisasinya menggunakan ozon dan ultra violet. Perusahaan AMDK memiliki standar internasional dalam pengolahan air minum. Dalam hal ini prinsip good manufacturing practice (GMP) dilakukan secara ketat.
Dengan demikian, semua jenis AMDK bisa diminum dengan aman. Sedangkan pada air isi ulang, setelah dilakukan pengujian sebenarnya aman. Hanya saja, yang bermasalah adalah botolnya.

”Kalau di perusahaan AMDK, pembersihan botol dilakukan dengan proses tertentu sehingga benar-benar bersih. Sedangkan pada air isi ulang, kita tidak tahu botolnya dibersihkan seperti apa. Jadi masalahnya ada pada botolnya dan bukan pada air isi ulangnya,” kata Nuri menerangkan.
Menurut anggota pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sudaryatmo, beberapa kasus pengaduan masyarakat terhadap AMDK pernah diterimanya.

Meski tidak banyak, pengaduan tersebut tetap perlu diperhatikan. Komplain konsumen biasanya pada kualitas AMDK yang tercemar. Ini biasanya terjadi karena kesalahan pada proses penyimpanan. ”Kalau ada cemaran berarti komposisinya telah berubah. Ini artinya air kemasan tersebut tidak layak untuk dikonsumsi,” katanya.

Jika ada pengaduan seperti itu, pihaknya lalu mengumpulkan barang bukti. Selanjutnya produsennya dihadirkan untuk dimintai informasi seputar produknya yang tercemar.
Perusahaan itu lalu mengecek ke bagian arsip. ”Jika arsipnya baik, maka berarti cemaran terjadi pada proses penyimpanan dan distribusi,” ujarnya.

Tips memilih Air Kemasan yang Aman
Tidak semua air minum dalam kemasan (AMDK) layak dikonsumsi. Bisa saja air tersebut tercemar zat-zat tertentu. Secara fisik, menurut anggota pengurus harian YLKI, Sudaryatmo, air minum kemasan yang tercemar terdapat semacam lendir di dalamnya. Jika hal itu ditemukan, maka berarti air minum kemasan tersebut tidak layak dikonsumsi.

Pencemaran, katanya, bisa dilihat secara fisik maupun kimiawi. ”Secara kimiawi, untuk mengetahui apakah air kemasan tercemar atau tidak, maka harus dilakukan pengujian laboratorium,” ujarnya. Karena itu, lanjut Sudaryatmo, konsumen perlu bersikap hati-hati dalam memilih air minum dalam kemasan.

Inilah sejumlah tips yang diungkapkannya bila kita hendak memilih air minum kemasan yang aman dikonsumsi.

1. Telitilah penampilan fisik air minum dalam kemasan, masih bagus atau tidak. Pastikan tidak ada semacam lendir di dalamnya. Sebab ini merupakan indikasi tercemar atau tidaknya sebuah produk air dalam kemasan.

2. Pilihlah produk yang mencatumkan label ingredient. Sebab kita akan mengetahui kandungan-kandungan dalam air kemasan tersebut. Misalnya tentang kandungan mineral dan kadar pH-nya. Selama ini sangat sedikit perusahaan air minum dalam kemasan yang mencantumkan ingredient dalam produknya. Padahal ketentuan itu diwajibkan dalam UU Perlindungan Konsumen.

3. Label tersebut akan sangat penting untuk mengetahui proses mineralisasi air kemasan tersebut. Apakah mineralnya berasal dari bahan baku atau karena diberi zat-zat mineral tertentu.

22 Maret: Hari Air Sedunia

World Water Day (WWD), Hari Air Sedunia, diperingati setiap tahun pada 22 Maret. Peringatan ini dilakukan sejak … Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai payungnya menugasi setiap organisasi di bawahnya untuk menjadi ‘ketua’ penyelenggaraannya.

Tahun ini yang ‘punya gawe’ adalah UNESCO, badan PBB yang mengurusi pendidikan, dan budaya. Tema WWD 2006 adalah Water and Culture, Air dan Kebudayaan. Intinya, mengingatkan bahwa setiap agama memperlakukan air sebagai sesuatu yang sakral, dan setiap negara dengan kebudayaannya pun memperlakukan air dengan menempatkan air sebagai barang yang ‘sakral’ sehingga harus dihemat, dan dipelihara. Setiap negara merayakan dengan kegiatan yang khas negara masing-masing.

Poin
* Secara fisik, air yang sehat adalah yang jernih, tidak berbau, dan tidak berasa.
* Secara kimia, air sehat memiliki kadar pH-nya netral dan kandungan mineral-mineralnya terbatas.
* Secara mikrobiologi, air sehat tidak mengandung E coli dan salmonela.
(idionline/RoL)